Blue Angel Wing Heart Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB

Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas

Intstitut Teknologi dan Sains Bandung

SOFTSKILL 2020

Bertema "Be Ready to Overcome Industry 4.0 in The Middle of Pandemic"

KULIAH TAMU 2020

Bertema "Steam and Condensate system pada dryer" and "Overview SPE pada Paper Making";

IMPAS TIME 2019

Kegiatan IMPAS TIME bersama seluruh Angkatan

Rapat besar

Rapat perdana IMPAS di kepengurusan 2019/2020

Tim ITSB MENGAJAR Batch 5

SDN BOJONGMANGU 02, Kec. Cikarang Pusat, Kab. Bekasi

aac

Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB | IMPAS-ITSB | Integrity - Attitude - Ability

Industri Pulp dan Kertas: Pilar Penting dalam Ekonomi Global dan Tantangan di Era Modern

A. Pendahuluan 

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu sektor industri yang penting dan memiliki sejarah panjang dalam mendukung perkembangan ekonomi global. Produk yang dihasilkan dari industri ini, seperti kertas tulis, kertas kemasan, dan tisu, berperan besar dalam kehidupan sehari-hari manusia. Selain itu, industri pulp dan kertas juga berperan penting dalam sektor sektor lain, seperti pendidikan, perdagangan, dan komunikasi. Meskipun tampaknya sederhana, proses produksi dalam industri pulp dan kertas melibatkan berbagai tahapan yang kompleks dan teknologi tinggi, serta berdampak signifikan terhadap lingkungan. 

 B. Apa Itu Industri Pulp dan Kertas? 

Industri pulp dan kertas adalah sektor manufaktur yang mengolah bahan mentah berupa serat kayu atau tanaman lain menjadi produk kertas atau tisu. Pulp merupakan bahan baku utama pembuatan kertas, yang dihasilkan melalui proses kimia atau mekanik untuk memisahkan serat selulosa dari kayu atau bahan berserat lainnya. Setelah dihasilkan, pulp ini kemudian diproses lebih lanjut menjadi berbagai jenis kertas, mulai dari kertas cetak, kertas tulis, hingga kertas kemasan.

Dalam perkembangannya, industri pulp dan kertas juga memanfaatkan bahan non kayu, seperti bambu, ampas tebu, jerami, hingga serat daur ulang dari kertas bekas. Penggunaan bahan daur ulang menjadi salah satu upaya untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh industri ini. 

C. Proses produksi pulp dan kertas

Proses pembuatan kertas dimulai dari pemilihan bahan baku yang umumnya berupa kayu dari pohon jenis conifer (berdaun jarum) atau broadleaf (berdaun lebar). Kayu ini kemudian diubah menjadi pulp melalui beberapa metode, yang dibedakan menjadi dua kategori utama: metode mekanik dan metode kimia.

Metode Mekanik: Dalam metode ini, kayu digiling secara mekanis untuk memisahkan serat-serat selulosa. Proses ini menghasilkan pulp dengan kandungan lignin yang cukup tinggi, membuat kertas yang dihasilkan cenderung lebih kasar dan berwarna kekuningan. Kertas yang dihasilkan dari metode mekanik umumnya digunakan untuk keperluan yang tidak membutuhkan kualitas tinggi, seperti kertas koran. Metode Kimia: Pada metode ini, kayu direbus dalam larutan kimia untuk memisahkan serat selulosa dari lignin dan komponen kayu lainnya. Proses kimia ini menghasilkan pulp dengan kualitas yang lebih tinggi karena kandungan ligninnya jauh lebih sedikit. Kertas yang dihasilkan lebih kuat, halus, dan tahan lama.

Metode kimia yang paling umum digunakan adalah proses Kraft, yang juga memungkinkan daur ulang bahan kimia yang digunakan. Setelah pulp dihasilkan, proses selanjutnya adalah pembentukan lembaran kertas. Pulp yang sudah dicampur dengan air dan bahan tambahan lainnya akan dialirkan ke mesin pembentuk lembaran kertas. Lembaran kertas ini kemudian dikeringkan, ditekan, dan dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan.

D. Peran Ekonomi dan Sosial Industri Pulp dan Kertas 

Industri pulp dan kertas memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, terutama di negara-negara yang kaya akan sumber daya hutan, seperti Kanada, Amerika Serikat, Brasil, Finlandia, dan Indonesia. Di negara-negara tersebut, sektor ini menjadi salah satu penggerak utama ekonomi, memberikan lapangan kerja bagi jutaan orang, dan menjadi sumber pendapatan yang signifikan dari ekspor produk kertas.

Di Indonesia sendiri, industri pulp dan kertas adalah salah satu sektor manufaktur yang penting. Indonesia termasuk dalam sepuluh besar produsen pulp dan kertas dunia, dengan beberapa perusahaan besar yang dikenal secara internasional. Industri ini telah menyerap banyak tenaga kerja, baik di sektor langsung (pabrik dan pengolahan) maupun tidak langsung (penyedia bahan baku, transportasi, dan perdagangan).

Selain itu, industri ini juga mendukung banyak sektor lain seperti pendidikan, penerbitan, kemasan, hingga sektor tisu dan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Tidak dapat dipungkiri bahwa kertas tetap menjadi bahan penting dalam proses belajar mengajar dan perdagangan, meskipun di era digital saat ini penggunaannya mulai berkurang.

E. Tantangan Lingkungan dan Keberlanjutan

Seiring dengan besarnya kontribusi industri pulp dan kertas terhadap perekonomian, muncul pula perhatian yang besar terhadap dampak lingkungan yang dihasilkannya. Industri ini sering mendapat sorotan karena dianggap sebagai penyumbang deforestasi, polusi air, emisi karbon, dan penggunaan energi yang tinggi.

Produksi pulp dan kertas yang berbasis kayu membutuhkan hutan sebagai sumber utamanya. Penebangan hutan yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku seringkali menyebabkan kerusakan ekosistem, kehilangan keanekaragaman hayati, serta memicu perubahan iklim. Selain itu, proses pembuatan pulp, terutama yang menggunakan metode kimia, menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari sungai dan laut jika tidak dikelola dengan baik.

Untuk mengatasi tantangan lingkungan ini, banyak perusahaan di industri pulp dan kertas mulai beralih ke praktik berkelanjutan. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menerapkan prinsip forest stewardship, yaitu pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Dalam skema ini, hutan-hutan yang digunakan untuk produksi kayu dikelola dengan cara menanam kembali pohon yang ditebang serta menjaga keseimbangan ekosistem.

Selain itu, penggunaan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan juga terus berkembang. Beberapa perusahaan telah mulai menggunakan energi terbarukan untuk menggerakkan pabrik-pabrik mereka serta menerapkan sistem daur ulang air dan bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi.

F. Masa Depan Industri Pulp dan Kertas

Di tengah meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan dan isu lingkungan, industri pulp dan kertas menghadapi tantangan besar untuk terus berinovasi. Namun, meskipun banyak yang beranggapan bahwa era digital akan mengurangi permintaan terhadap kertas, kenyataannya beberapa segmen pasar masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, terutama pada produk kertas kemasan dan tisu.

Peningkatan e-commerce dan permintaan untuk kemasan yang ramah lingkungan telah memberikan angin segar bagi industri kertas kemasan. Konsumen semakin sadar akan pentingnya menggunakan produk yang dapat didaur ulang, sehingga kertas kemasan menjadi pilihan yang lebih populer dibandingkan plastik. Selain itu, produk kertas tisu dan barang barang kebersihan rumah tangga juga terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan peningkatan standar hidup.

Namun, untuk bisa bertahan dan berkembang, industri ini perlu terus beradaptasi dengan perubahan teknologi dan regulasi lingkungan. Teknologi digital printing dan penggunaan bahan baku non-kayu seperti bambu dan serat tanaman lainnya menjadi salah satu inovasi yang sedang berkembang. Di sisi lain, kolaborasi dengan pemerintah dan organisasi lingkungan untuk menjaga kelestarian hutan dan mengurangi emisi karbon akan menjadi langkah penting dalam menjaga masa depan industri ini.

G. Kesimpulan

Industri pulp dan kertas merupakan sektor yang krusial bagi ekonomi global dan kehidupan sehari-hari, dengan produk yang tak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan manusia. Namun, di era modern ini, industri ini juga menghadapi tantangan besar terkait keberlanjutan lingkungan. Inovasi teknologi dan praktik ramah lingkungan menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut, sehingga industri pulp dan kertas dapat terus berkontribusi bagi ekonomi global sekaligus menjaga kelestarian alam. Melalui pendekatan yang tepat, industri ini memiliki peluang besar untuk terus berkembang di masa depan, khususnya dalam memenuhi kebutuhan dunia yang semakin peduli terhadap keberlanjutan dan lingkungan. 


The Pulp and Paper Industry: A Key Player in the Global Economy and Its Modern Challenges

A. Introduction 

The pulp and paper industry is a major sector that has played a vital role in global economic growth for a long time. The products it makes, like writing paper, packaging paper, and tissues, are essential parts of our everyday lives. Besides that, the industry is also important for other fields, such as education, trade, and communication. Even though it might seem straightforward, making pulp and paper involves a lot of complicated steps, high-tech processes, and has a notable impact on the environment.

B. What Exactly is the Pulp and Paper Industry?

The pulp and paper industry involves processing raw materials, mainly wood fibers or other plants, to produce paper or tissue products. Pulp, which is the main ingredient for making paper, comes from breaking down wood or plant fibers using chemical or mechanical methods. After the pulp is produced, it gets turned into different kinds of paper, like printing paper, writing paper, or packaging paper. Over the years, the industry has also started using non-wood materials, like bamboo, sugarcane residue, straw, and recycled paper. Using recycled materials is one way the industry is trying to reduce its environmental impact.

C. How Paper is Made

The process starts with selecting raw materials, usually wood from either needle-leaf or broadleaf trees. The wood is then turned into pulp using two main methods: mechanical and chemical. - Mechanical Method: In this process, wood is ground up to separate the cellulose fibers. This type of pulp has a lot of lignin, so the paper it produces tends to be rougher and more yellowish. This kind of paper is used for things like newspapers, where high quality isn’t a priority. - Chemical Method: Here, the wood is cooked in a chemical solution to separate the cellulose fibers from lignin and other components. This method produces higher-quality pulp with less lignin, resulting in paper that is stronger, smoother, and longer-lasting. The Kraft process is the most common chemical method and even allows the chemicals to be recycled. Once the pulp is ready, it’s mixed with water and other additives and then turned into sheets using a paper-making machine. These sheets are dried, pressed, and cut to the required sizes.

D. The Economic and Social Impact of the Pulp and Paper

Industry This industry has a big economic impact, especially in countries with a lot of forest resources like Canada, the United States, Brazil, Finland, and Indonesia. In these countries, it’s a major economic driver, providing jobs for millions and bringing in significant revenue through paper product exports. In Indonesia, the pulp and paper sector is especially important, ranking among the top ten global producers. The industry creates many jobs, not only in factories but also in areas like raw material supply, transportation, and trade. The industry also supports other areas like education, publishing, and packaging, as well as household paper products. Even though the use of paper has decreased in the digital age, it’s still a crucial part of education and business.

E. Environmental Challenges and Efforts for Sustainability

Despite its economic benefits, the pulp and paper industry has been heavily criticized for its environmental impact. It’s often blamed for contributing to deforestation, water pollution, carbon emissions, and high energy consumption. Making pulp and paper from wood relies on forests, and over-harvesting trees for raw materials can damage ecosystems, reduce biodiversity, and worsen climate change. Plus, the chemical processes used in production can release wastewater that pollutes rivers and oceans if not managed properly. To tackle these issues, many companies are shifting towards more sustainable practices. This includes managing forests responsibly by replanting trees and maintaining ecosystem balance. Companies are also using more efficient, eco-friendly technology, like renewable energy, recycling water, and reusing chemicals.

F. The Future of the Pulp and Paper

Industry With growing awareness about sustainability and environmental issues, the pulp and paper industry faces big challenges to keep up. Some people think the digital age will reduce the demand for paper, but certain areas, like packaging and tissue paper, are still growing. E-commerce and the need for eco-friendly packaging are driving demand for paper based packaging. Consumers are increasingly choosing recyclable options over plastic. Also, the demand for tissues and household paper products is rising as populations grow and living standards improve. To stay relevant, the industry needs to keep up with changes in technology and environmental regulations. Innovations like digital printing and using non-wood materials, such as bamboo, are becoming more popular. Working with governments and environmental organizations to protect forests and cut carbon emissions will also be key.

G. Conclusion

The pulp and paper industry is crucial for the global economy and everyday life, with products we all use regularly. However, it faces major environmental challenges in today’s world. Embracing new technology and eco-friendly practices is essential for the industry to keep thriving while protecting the environment. If the industry continues to adapt and innovate, it has a strong chance to keep growing, especially as the world becomes more focused on sustainability and eco-friendly options.  

Bahan kimia tambahan (chemical addictive) pada proses pembuatan kertas.

Industri kertas merupakan sektor penting dalam perekonomian, Industri kertas menghasilkan berbagai produk, seperti kertas cetak, koran, majalah, hingga kertas kemasan. Dalam proses pembuatan kertas memang tampak seperti sederhana, namun serangkaian bahan kimia berperan aktif dalam menentukan kualitas dan karakteristik dari produk. Proses pembuatan kertas dari mengolah serat sampai menjadi kertas dengan kualitas tinggi, tentu saja diperlukan bahan kimia tambahan (chemical addictive) untuk meningkatkan sifat optik dan sifat fisik pada kertas. Berikut merupakan bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan kertas :

1.      Filler (Pengisi)

Filler merupakan bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan kecerahan, opasitas, dan kehalusan pada kertas. Berbagai jenis filler yang digunakan pada proses pembuatan kertas seperti kalsium karbonat (CaCo3), dan kaolin.  Selain itu, fungsi penggunaan filler pada proses pembuatan kertas adalah untuk mengurangi biaya produksi. Contohnya penggunaan kalsium karbonat dapat meningkatkan kualitas optik kertas tanpa meningkatkan berat total.

2.      Sizing Agent

Sizing agent merupakan bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan kertas terhadap air, dan memperbaiki daya rekat terhadap tinta. Salah satu bahan kimia yang digunakan pada sizing agent adalah Alkyl Ketene Dimer (AKD).

3.      Retention Aids

Retention Aids merupakan bahan kimia yang berfungsi untuk mempertahankan filler dan serat selama proses pembuatan kertas. Penggunaan retention aids biasanya pada proses basah (wet end). Salah satu bahan kimia retention Aids adalah Polyacrylamide.

4.      Dyes (Pewarna)

Dyes merupakan bahan kimia yang digunakan untuk memberikan warna pada kertas. Pada warna kertas meliputi L*a*b, dengan a terdiri dari warna merah dan hijau, dan b warna kuning dan biru.

5.      Optical Brightening Agent (OBA)

OBA merupakan bahan kimia yang digunakan untuk meningkatkan derajat kecerahan pada kertas. Pada dasarnya OBA bekerja dengan cara menyerap sinar ultraviolet dan memancarkan kembali cahaya biru, sehingga akan memberikan kesan putih yang terang.

6.      Defoamers

Defoamer merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan busa pada saat proses pembuatan kertas, sehingga kualitas kertas akan terjaga.

Bahan kimia tambahan (chemical addictive) berperan penting dalam proses pembuatan kertas, dimulai dari meningkatkan kualitas, kekuatan, dan estetika pada produk. Dengan terus berinovasi industri kertas dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar global.

Chlorine dioxide (ClO₂) dalam Pemutihan Pulp

 Pemutihan Pulp merupakan tahap yang sangat penting dalam industri Pulp dan kertas untuk menghilangkan lignin yang tersisa setelah pemasakan dan memberikan kecerahan pada Pulp. Lignin adalah komponen kayu yang berwarna gelap dan tidak diinginkan dalam produksi kertas berkualitas tinggi. Proses pemutihan ini bertujuan melarutkan dan membuang komponen-komponen yang berwarna dalam Pulp terutama lignin. Untuk menghasilkan kualitas Pulp putih yang bagus memerlukan bahan kimia pemutih dan tahapan proses pemutihan sehingga didapatkan derajat putih yang tinggi. Namun, penggunaan bahan kimia pemutih yang berlebihan dapat menyebabkan kualitas Pulp yang rendah dan memceramari lingkungan.

            Untuk menangani hal tersebut diperlukan suatu modifikasi teknologi pemutihan yang dapat menghasilkan Pulp berkualitas tinggi sekaligus meminimalkan dampak lingkungan. Modifikasi proses pemutihan dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan klor, misalnya dengan menerapkan konsep ECF (Elementally Chlorine Free). ECF merupakan teknologi proses pemutihan Pulp, dimana tidak digunakan lagi klor bebas (Cl2) tetapi masih digunakan klor dalam bentuk senyawa (ClO₂) sebagai bahan kimia pemutih utamanya.

            Chlorine dioxide (ClO₂) merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu atom klorin dan dua atom oksigen. Senyawa ini dikenal sebagai agen pengoksidasi yang kuat, dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam industri pemutihan Pulp dan kertas. Chlorine dioxide (ClO₂) telah menjadi bahan kimia yang penting dalam proses pemutihan Pulp karena penggunaan klor (Cl2) sebagai bahan pemutih Pulp mulai banyak ditinggaikan karena buangan klor sangat mencemarkan lingkungan.

            Substitusi ClO₂ pada tahap klorinasi pemutihan sistem ECF merupakan teknologi yang efektif untuk memperbaiki hasil dari proses pemutihan. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan efisiensi delignifikasi, dimana ClO₂ hanya bereaksi dengan lignin sehingga mengurangi kerusakan yang tejadi pada karbohidrat dan terhindarnya degradasi selulosa. Selain itu ClO  dipakai untuk mencapai derajat putih yang tinggi tanpa penurunan kekuatan Pulp dan dapat menekan kadar polutan dioxin dan furan seminimum mungkin.

            Chlorine dioxide (ClO₂) sudah lama diketahui sebagai bahan untuk mendelegnifikasi dan pemutihan Pulp. Tahap klordioksida ini menggantikan tahap klorin pada tahap pertama dari pemutihan bertingkat dan juga digunakan pada tahap akhir. Beberapa keuntungan pemakaian klordioksida dalam pemutihan yaitu penghilangan lignin yang efektif, pengurangan emisi limbah berbahaya, menaikkan sifat kekuatan Pulp, minimnya degradasi serat Pulp, serta kecerahan Pulp yang tinggi.

            Oleh karena itu, Chlorine dioxide (ClO₂) telah menjadi solusi efektif dalam industri pemutihan Pulp, karena kemampuannya untuk memberikan hasil pemutihan yang optimal sambil mengurangi dampak lingkungan. Penggunaan ClO₂ dalam proses Elemental Chlorine Free (ECF) membawa banyak manfaat dan seiring dengan meningkatnya tuntutan akan produksi yang berkelanjutan, peran ClO₂ dalam industri Pulp dan kertas diperkirakan akan semakin penting dalam menghadapi tantangan lingkungan di masa depan.

Proses Pemasakan Pulp ( Cooking) Pada Continuous Digester

 Proses yang ada di tahap cooking adalah steaming dan impregnasi di impbin, pemasakan/delignifikasi di digester, serta pencucian pulp di pressure diffuser.

1.     Impbin

Chip dari chip yard diumpankan ke dalam chip buffer yang terdapat pada ujung belt conveyor. Chip buffer merupakan wadah penampungan kecil yang berfungsi sebagai penampungan chip sementara sebelum ditransfer melalui chip meter masuk ke dalam Impbin dan diukur laju alir chipnya.

Impbin (Impregnation Bin) merupakan sebuah vessel yang memiliki tekanan sama dengan tekanan atmosfer serta memiliki fungsi steaming sekaligus fungsi impregnasi. Tujuan dari steaming adalah untuk menghilangkan udara di dalam dan di luar chip dengan menggunakan low pressure steam sebelum bercampur dengan cairan pemasak (black liquor dan white liquor), guna mendapatkan distribusi penyerapan yang baik dan merata dari cairan pemasak kedalam chip. Sementara itu, impregnasi berfungsi untuk mengkondisikan reaksi yang seragam dari semua chip guna mendapatkan pemasakan yang homogen. Pada fase impregnasi, liquor didistribusikan ke seluruh bagian chip sebelum fase heating cooking dilakukan secara penuh. Steaming yang baik akan menghasilkan distribusi penetrasi dan difusi liquor ke dalam chip merata.

Level chip di dalam impbin dipertahankan diatas level liquor, yang diperlukan untuk steaming, evakuasi udara dan retention time agar mengurangi dampak variasi aliran chip. Selain itu, knot dari knotting system dikembalikan ke impbin untuk dimasak lagi di digester. Temperatur di impbin dibatasi pada suhu titik didih air dan pada tekanan atmosfer.


2.     Digester

Pemasakan chip dilakukan pada digester jenis Cooking CompactTM. Proses delignifikasi pada digester bertujuan untuk menghilangkan/melarutkan kandungan lignin yang terkandung di dalam chip, sehingga menghasilkan serat selulosa dan hemiselulosa. Kondisi pemasakan di digester dijalankan pada temperatur 150- 170°C.

Proses pembuatan pulp sulfat (kraft) secara kimia menggunakan bahan kimia pemasak mengandung senyawa utama natrium hidroksida (NaOH), natrium sulfida (Na2S), dan berbagai senyawa alkali (garam) lainnya. NaOH sebagai pereaksi utama untuk melarutkan (degradasi) lignin pada serpihan kayu sementara Na2S berfungsi untuk meningkatkan reaksi cairan pemasak. Reaksi NaOH lebih selektif pada lignin dan menghindari degradsi selulosa.

Chip dari Impbin dialirkan ke digester dengan menggunakan high pressure feeder (HPF) dan dibantu dengan dua buah pompa. Pada proses pemasakan, medium pressure steam disuplai dari atas digester.

Digester terdiri atas top separator, screen section, dan zona pencucian. Chip yang masuk ke bagian top separator akan dipisahkan dari liquor pembawanya. Liquor dipisahkan kemudian dialirkan melalui transfer circulation return line, untuk membawa kembali chip keluaran impbin. White liquor ditambahkan di ring header tepat di bawah top separator.

Di digester, terdapat beberapa zona screening guna mengekstrak liquor dari tumpukan chip yang bergerak turun. Zona screening tersebut yaitu trim extraction, old extraction, MCC extraction, new extraction, ITC extraction, dan bottom extraction. Liquor yang diekstrak dari ekstraksi screening bagian atas akan dialirkan ke pipa sentral dan bagian bawah Impbin, dan sebagian kecil akan dialirkan ke transfer circulation line dan ke unit evaporasi via flash tank. Aliran dari ekstraksi screening bagian bawah digunakan untuk mengontrol liquor to wood ratio di bagian bawah digester.


Keluaran pulp dari digester sangat penting untuk dikendalikan karena berpengaruh pada cooking time. Outlet device yang digerakkan secara hidrolik melalui rotasi scraper arm dengan variabel kecepatan. Di sini terjadi liquor displacement dimana liquor panas pada proses pemasakan digantikan dengan liquor dingin yang diinjeksikan melalui nozzle vertikal dan horizontal. Dengan penurunan konsistensi dan temperature sekitar 95oC, pulp dilepaskan ke pressure diffuser. Beberapa parameter yang mempengaruhi proses pemasakan antara lain temperatur, waktu tinggal, alkali charge, L/W ratio, dan residual alkali.

Cairan sisa pemasakan (black liquor) dari proses pulping kraft berisi sebagian besar komponen anorganik asli (dalam bentuk yang berbeda) dan konsentrasi organik terlarut yang tinggi, cairan yang mengandung padatan terlarut dari kayu, lignin, karbohidrat dan beberapa HS, OH, filtrat dari washing. Black liquor ini akan dialirkan ke unit recovery dengan terlebih dahulu dilakukan pemisahan fiber guna menghindari penyumbatan di evaporator. Fiber kemudian dikembalikan ke Impbin. Target produk pada keluaran digester memiliki kappa number sebesar 16 – 17 dan viscosity sebesar 850 – 900 cm3/g.

 

3.     Pressure Diffuser

Pulp hasil pemasakan kemudian dicuci di pressure diffuser yang disusun secara paralel. Pressure diffuser merupakan sebuah vessel bertekanan dengan inner movable screen. Pulp masuk di bagian atas diffuser dan didistribusikan oleh penangkap pulp ke lapisan diluar screen secara rata. Screen dan pulp bergerak secara simultan kebawah, sementara cairan pencuci (wash liquor) masuk melalui shell dan menggantikan liquor yang dibawa oleh pulp. Target produk pada keluaran pressure diffuser memiliki kadar COD <300 kg/ODT. Pulp yang telah dicuci akan masuk ke blow tank dan akan menjalani proses screening dan washing serta diakhiri pada proses  bleaching.