Blue Angel Wing Heart Tujuan Proses Pulping ~ Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB

aac

Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB | IMPAS-ITSB | Integrity - Attitude - Ability

Tujuan Proses Pulping


Dalam Industri Pulp dan Kertas seringkali kita mendengar istilah pulping. Sebenarnya pulping yang dimaksud dalam istilah Industri Pulp dan Kertas adalah metode untuk mendapatkan serat-serat mikrofibril selulosa yang ada di bahan baku kayu maupun non kayu dan berupaya untuk menghilangkan lignin, serta kandungan yang tidak berguna lainnya yang terkandung di dalam bahan baku tersebut. Dalam proses pulping, ada parameter utama yang digunakan sebagai acuan guna menentukan hasil pulp itu baik atau tidaknya, di antaranya :
Kualitas pulp
Biaya operasi (energi, bahan kimia, dan konsumsi kayu)
Biaya investasi
 Faktor lingkungan
Kegunaan produk sekunder
 
               Agar tercapai parameter dari proses pulping, kita harus mengetahui tujuan dari proses pulping ini. Adapun tujuannya ini untuk menghilangkan lignin dan zat ekstraktif agar mudahnya terbentuk serat serat mikrofibril. Lignin berfungsi sebagai zat perekat antar kayu dan berdampak pada pemberi warna cokelat dan menyebabkan kekakuan pada kertas yang di hasilkan, sedangkan zat ekstraktif kayu yang kemudian dapat menyebabkan buih dan endapan dalam proses pulping. 
 
Proses pulping umumnya menggunakan metode semi-chemical menggunakan sulfat dengan campuran natrium hidroksida (NaOH) dan natrium sulfida (Na2S).Natrium hidroksida mendegradasi lignin dan natrium sulfida mempercepat reaksi pemasakan dan menurunkan degradasi selulosa yang disebabkan oleh natrium hidroksida. Suhu dalam pembuatan pulp sulfat biasanya 150 - 170 ° C.Jumlah lignin yang tersisa di serat diekspresikan dengan nomor kappa.
               Empat aturan utama berikut digunakan saat memasak lebih lanjut untuk menurunkan angka kappa tanpa merusak sifat pulp:
1. Konsentrasi alkali (NaOH dan Na2S) harus rendah pada awal memasak dan tetap konsisten selama itu. Konsentrasi alkali yang tinggi pada awalnya meningkatkan degradasi selulosa dan mengkonsumsi alkali secara tidak perlu.
2. Konsentrasi hidrogen sulfida (HS-, terbentuk ketika Na2S larut dan bereaksi dengan kayu) harus setinggi mungkin di awal juru masak. Hidrogen sulfida meningkatkan laju disolusi lignin dan tidak menurunkan selulosa pada awal pemasakan seperti yang dilakukan natrium hidroksida.
3. Konsentrasi lignin terlarut harus serendah mungkin, terutama pada akhir memasak. Lignin terlarut memperlambat reaksi delignifikasi. Selain itu, dapat bereposisi pada permukaan serat, terutama ketika konsentrasi alkali berkurang terlalu banyak.
4. Temperatur harus rendah, terutama di awal memasak. Suhu rendah mengurangi degradasi selulosa. Degradasi ini sangat kuat pada awal memasak.
Bagaimana proses pemasakan dan jalur serat memperlakukan serat secara mekanis juga mempengaruhi sifat kekuatan pulp (misalnya guncangan tekanan dan panas, regangan mekanis dan terutama kombinasinya).
Dengan mengetahui tujuan dari proses pulping dan mempertimbangkan aturan-aturan serta tujuan dari parameter utama dari proses pulping dapat dicapai pulp dengan kualitas yang baik sehingga meningkatkan produksi di Industri Pulp dan Kertas Indonesia.
Sumber : https://www.sciencedirect.com

1 komentar: