Pada artikel sebelum-sebelumnya,
sering dibahas mengenai proses daur ulang sludge
menjadi produk yang bisa digunakan kembali namun kali ini kita akan
membahas dampak lain dari proses daur ulang tersebut, apa ya kira-kira?
Nah, seperti yang kita
ketahui, sebelum dapat digunakan kembali kertas bekas mengalami proses yang
disebut deinking.
Secara sekilas, Proses penghilangan tinta (Deinking) adalah kegiatan
dalam industri kertas yang bertujuan menghilangkan tinta cetak dari
serat-serat feed stock kertas daur ulang untuk membersihkan
tinta pada bubur kertas. Sekarang, proses deinking
sangat penting karena dengan melakukan proses deiking kita dapat menghambat laju eksploitasi hutan. Potensi dari
daur ulang kertas bekas sendiri sangat signifikan karena dapat menjadi
subtitusi bahan baku kertas budaya dan industri.
Sayangnya,
dibalik manfaat yang diberikan proses deinking
menimbulkan masalah pada lingkungan. Mengapa demikian? Hal tersebut karena
proses deinking menghasilkan
limbah padat yang diklasifikasikan sebagai limbah B3 dari sumber yang spesifik
(Peraturan Pemerintah No18/1999 dan 85/1999 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun).
Pada umumnya limbah
padat tersebut mengandung logam Pb, Cr, Cu, Ni, Zn, Cd dan Hg yang berasal dari
tinta yang larut dalam air limbah. Tanah terkontaminasi limbah proses deinking mengandung logam berat Cd
sebesar 2,30 mg/kg ; Ni : 16,2 dan Pb : 22 mg/ kg (Hardiani, 2008) cukup tinggi
dibandingkan dengan persyaratan logam dalam tanah tidak berbahaya (Cd 0,08 dan
Ni 0,4 mg/kg), sedangkan untuk Pb sebesar 20 mg/kg
Logam Pb merupakan
logam berat yang sangat beracun dan tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga
bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya. Di dalam
tubuh manusia, logam Pb bisa menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam
pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil logam Pb dieksresikan lewat urin
atau feses karena sebagian terikat oleh protein, sedangkan sebagian lagi
terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.
Oleh karena itu perlu
dilaksanakan pemulihan lahan terkontaminasi limbah bahan berbahaya dan beracun
ini pada limbah hasil proses deinking.
Lalu apa hubungan proses deinking ini
dengan bioremediasi?
Untuk mengetahui
hubungan tersebut marilah kita pahami dulu pengertian bioremediasi terlebih
dahulu.
Bioremediasi merupakan
pengembangan dari bidang bioteknologi lingkungan dengan memanfaatkan proses
biologi dalam mengendalikan pencemaran dan cukup menarik. Selain hemat biaya,
dapat juga dilakukan secara in situ langsung di tempat dan prosesnya alamiah.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa, bioremediasi ini merupakan cara yang unik dan bermanfaat dalam
pengendalian limbah timbal yang dihasilkan pada proses deinking. Untuk membuktikan ide ini telah dilakukan penelitian
dalam ruang lingkup karakterisasi media tanah terkontaminasi limbah deinking
dan limbah sludge; pembuatan inokulum mikroba dan dilanjutkan dengan percobaan
bioremediasi sistem batch yang dinaungi oleh Balai Besar Pulp dan Kertas.
Dari hasil penelitian
tersebut analisis total logam dalam limbah sludge dan tanah terkontaminasi
limbah sludge proses deinking menunjukkan bahwa parameter logam Cd, Ni, Cr, Zn,
Pb dan Cu cukup tinggi dibandingkan dengan persyaratan logam dalam tanah tidak
berbahaya.
Tanah terkontaminasi
logam Pb dapat dipulihkan dengan proses bioremediasi. Hal ini ditunjukkan dari
kemampuan mikroba untuk mengubah logam, terlihat dari penurunan koefisien
distribusi fase tertukarkan dan peningkatan fase residual. Kondisi optimum
diperoleh pada penambahan inokulum 10% (v/w) dengan waktu inkubasi 40 hari.
Mikroba konsorsium dari campuran PG 65-06 (A) : PG 97-02 (B) : MR 1.12-05 (C)
dan A1 (D) dengan perbandingan 1:1:1:1 mempunyai kemampuan untuk meremediasi
tanah terkontaminasi logam berat Pb dari limbah padat industri kertas proses deinking. Keberhasilan proses
bioremediasi ditunjukkan dengan adanya penurunan logam Pb pada fase tertukarkan
seiring dengan meningkatnya logam Pb pada fase residu oleh adanya aktivitas
mikroba, artinya mengubah sifat logam yang semula aktif menjadi tidak aktif,
terlihat dari kandungan logam Pb dalam fase tertukarkan semula sebesar 19,36
mg/kg berkurang menjadi 15,91 mg/kg dan pada fase residual terjadi peningkatan
kandungan logam Pb yang semula 7,77 mg/kg menjadi 17,00 mg/ kg atau menurunnya
koefisien distribusi sebesar 21% dalam fase tertukarkan dan meningkatnya
koefisien distribusi sebesar 146% dalam fase residual. Nilai germination index
(GI) pada kisaran 84,3 -136,7% berarti tanah yang telah diremediasi tidak lagi
mengandung material yang bersifat toksik pada tanaman.
Sumber :
·
Henggar Hardiani , Teddy Kardiansyah,
Susi Sugesty. 2011. BIOREMEDIATION OF SOIL CONTAMINATED HEAVY METAL PB FROM
DEINKING PROCESS SLUDGE WASTE IN THE PAPER INDUSTRIES. Balai Besar Pulp dan
Kertas.
nice info banget kak
BalasHapuskatalog promo jsm alfamart minggu ini
Kami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Untuk informasi
WA=0813-1084-9918
Terima kasih
Proses Pencampuran : Proses pencampuran ini dimula pada langkah 2. diatas, pada saat pembuatan bubur kertas (di blender) masukkan bahan-bahan, lalu lanjutkan langkah-langkah selanjutnya dengan biasanya. Jasa Penulis Artikel SEO pabrik penerima limbah plastik
BalasHapus