PENGOLAHAN GAS BUANG INDUSTRI ( SO2
DAN NOx) MENGGUNAKAN
ELECTRON BEAM FLUE GAS TREATMENT UNTUK
MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN SEKALIGUS MENGHASILKAN PUPUK PERTANIAN
Karya
Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Essay Nasional
HARI
POHON SEDUNIA 2017
Penulis :
Muhammad
Rezki (24040115120035)
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kualitas udara yang semakin memburuk
khususnya di daerah industri dan perkotaan menjadikan kehidupan manusia
mengalami berbagai permasalahan baik dari segi kesehatan, kenyamanan, maupun
masalah kelestarian lingkungan. Salah satu faktor penyebabnya adalah emisi SO2 dan NOx dari pembakaran bahan
bakar fosil pada pembangkit listrik maupun idustri(Namba,H.,1995). Polutan
tersebut dikenal sebagai gas asam yang menyebabkan terjadinya hujan asam serta
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya efek rumah kaca(Sudjatmoko, 2008).
Selain itu, gas SO2 dan NOx dapat menyebabkan gangguan pernafasan kronis serta kerusakan
paru-paru dan hati pada manusia dan hewan(Anwar dan Sullartin, 1999). Gas-gas
beracun tersebut dapat bergerak hingga ribuan kilometer bahkan melewati batas
negara, sehingga masalah tersebut tidak hanya menjadi masalah suatu negara saja
melainkan sudah menjadi masalah dunia yang harus dihadapi bersama
Menurut sudjatmoko (2008) Jenis
polutan yang diemisikan ke atmosfer sangat dipengaruhi oleh jenis bahan bakar
fosil. Tergantung pada kandungan sulfurnya (bervariasi antara 0,2 − 10%), pelepasan SO2
ke lingkungan dapat mencapai puluhan ton per
jam(Markovic,v.,1987). Sejumlah negara telah menetapkan batas emisi polutan
dari gas buang yang bergantung pada situasi dan kondisi masing-masing negara.
Namun faktanya hasil emisi tidak selalu memenuhi batas yang ditetapkan. Hal ini
mendorong usaha untuk mendapatkan solusi yang murah, efektif dan efisien guna
mengendalikan emisi SO2
dan NOx.
Di sisi lain menurut Purna dkk(2009)
kondisi perpupukan di Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan yang
serius. Permasalahan pabrik pupuk yang sudah berusia tua mengakibatkan
efisiensi produksinya semakin menurun. Pasokan gas bumi untuk produksi pupuk
juga sangat terbatas. Dengan demikian pabrik tidak dapat beroperasi optimal. Di
tambah lagi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat, sementara produksinya
terbatas, sehingga terjadi kelangkaan pupuk, dan hal ini diperparah dengan
harga pupuk yang cenderung semakin mahal karena pupuk kimia yang beredar di
pasar Indonesia sangat begantung pada bahan
baku impor yang harganya terus merangkak naik mengikuti kurs dollar
di pasar mata uang internasional.
Dari berbagai problematika diatas
penulis menawarkan solusi dan memaparkanya dalam karya tulis essay dengan judul
: Pengolahan Gas Buang Industri (SO2 dan NOx)
Menggunakan Electron Beam Flue Gas Treatment
untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan Sekaligus Menghasilkan Pupuk
Pertanian. Teknik iradiasi berkas elektron atau yang lebih dikenal dengan
istilah EBFGT (Electron Beam Flue Gas
Treatment) merupakan suatu teknologi baru yang mulai diterapkan pada skala
industri dalam proses pembersihan gas buang SO2
dan NOx.
Energi elektron yang dipancarkan diserap oleh komponen utama gas buang yaitu
nitrogen, oksigen, dan uap air sehingga terbentuk spesi aktif yaitu radikal OH,O, dan H2O yang dapat mengoksidasi SO2 dan NOx.
Hasil oksidasi tersebut diubah menjadi H2SO4
dan HNO3. Sejumlah NH3 yang diinjeksikan akan mengubah asam tersebut menjadi ammonium
sulfat ((NH4)2SO4)
dan ammonium nitrat ((NH4)2SO4)
yang dapat digunakan sebagai pupuk
pertanian(Radoiu,2003). Diharapkan inovasi ini dapat menjadi solusi dalam upaya
mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan oleh gas buang SO2 dan NOx sekaligus menyediakan
alternatif pasokan pupuk bagi petani.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan karya ini
adalah memberikan solusi berupa inovasi sistem pengolahan gas buang industri SO2 dan NOx terpadu menggunakan
teknik iradiasi berkas elektron EBFGT untuk menghasilkan pupuk pertanian siap
guna sekaligus sebagai upaya mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan
Manfaat penerapan teknologi ini
yaitu, 1).Memberikan alternatif teknologi pengolahan gas buang SO2 dan NOx
menjadi pupuk pertanian 2).Memberi sumbangan pemikiran kepada Pemerintah
untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan akibat gas buang SO2 dan NOx.
3).Menunjukkan aplikasi sains dan teknologi dalam mengatasi masalah
lingkungan.
Urgensi Masalah
Dunia dihadapkan pada permasalahan
perubahan iklim yang ekstrem serta pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan.
Faktor penyebab utamanya
adalah emisi gas buang yang tidak terkendali.
Permasalahan tersebut tentu harus segera dicari solusinya karena menyangkut
kelestarian lingkungan dan kelangsungan kehidupan umat manusia. Disisi lain
sudah menjadi masalah kelasik jika dunia pertanian di Indonesia mengalami
kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan pupuk, yang berdampak pada hasil
produksi yang tidak maksimal. Sehingga perlu adanya solusi pasokan pupuk
alternatif dengan harga yang terjangkau bagi kalangan petani kecil.
ISI
Pengolahan
Gas Buang Industri Berbasis EBFGT
Teknologi Electron Beam Flue Gas Treatment untuk pengolahan gas buang SO2 dan NOx pada umumnya terdiri
dari lima komponen utama, yaitu spray cooler, sistem injeksi ammonia, sistem
iradiasi (bejana proses dan mesin berkas elektron), sistem pengumpul produk
samping, dan sistem instrumentasi kendali(Chmielewski, A.G, et al.,1996). Dalam
proses pengolahannya, pada gas buang yang telah difilter, diinjeksikan sejumlah
ammonia sebelum masuk ke dalam bejana proses (process vessel). Di dalam bejana proses gas buang diiradiasi dengan
berkas elektron energi tinggi yang menyebabkan SO2
dan NOx teroksidasi dan masing-masing membentuk H2SO4(asam sulfat) dan HNO3(asam
nitrat), selanjutnya asam sulfat dan asam nitrat tersebut bereaksi dengan
ammonia yang diinjeksikan membentuk ammonium sulfat dan ammonium nitrat.
Garam-garam tersebut diproses menjadi serbuk kering menggunakan suatu kolektor
partikel konvensional (dry ESP), dan serbuk kering yang terkumpul dapat di olah
lebih lanjut untuk menghasilkan pupuk (Sudjatmoko,2006).
Berikut merupakan komponen beserta proses pengolahan gas
buang industri menggunakan EBFGT :
1.
ESP (Electrostatic Precipitator)
Perlakuan awal pada gas buang sebelum
memasuki proses pengolahan menggunakan EBFGT, gas buang dari sistem pembangkit
listrik maupun industri yang mengandung particulates SO2
dan NOx dilewatkan pada suatu ESP untuk membersihkan abu-Iayang.
2.
Sistem spray
cooler
Gas buang yang telah melewati ESP
pada suhu sekitar 125°C selanjutnya masuk ke dalam evaporative spray cooler
untuk mencapai suhu sekitar 65 °C (suhu proses) dalam suatu pendinginan
adiabatic dengan kandungan uap air hingga 11,5% dalam volume gas buang. Kabut
air diinjeksikan ke dalam aliran gas buang dan pada setiap spray cooler
menggunakan single fluid water nozzles dengan pompa hidraulik.
3.
Sistem injeksi ammonia
Setelah melewati sistem spray cooler,
gas buang mengalir ke dalam bejana iradiasi. Pada sisi masuk dari bejana
iradiasi, gas ammonia diinjeksikan ke dalam gas buang. Ammonia disimpan dalam
suatu tangki penyimpanan yang terletak di dalam suatu gedung tersendiri. Pada
saat diinjeksikan ammonia diuapkan menggunakan pemanasan listrik, dan agar
supaya terdistribusi dengan baik ke dalam gas buang, maka ammonia
didistribusikan menggunakan multi-nozzle assembly.
4.
Sistem iradiasi
Di dalam bejana proses, gas buang
yang mengandung SO2, NOxdan NH3 diiradiasi
dengan berkas elektron energi tinggi dari MBE yang dipasang di atas bejana
proses dan tegak lurus dengan aliran gas buang. Dosis radiasi dipilih dalam
jangkau 0-8 kGy untuk
mendapatkan removal efficiency SO2~
90% dan removal efficiency NOx ~ 55%. Sedangkan parameter lainnya: energi elektron 0,6 - 0,9 MeV,
arus berkas maksimum 110 mA, daya berkas elektron 90 kW, efisiensi energi 70%
dan laju aliran gas buang 20.000 Nm3/jam. Fasilitas MBE ditempatkan di dalam ruangan dengan struktur
beton sebagai sistem perisai radiasi agar supaya tidak ada radiasi yang
diemisikan ke lingkungan di sekitarnya.
5.
Sistem pengumpul produk samping
Setelah melewati sistem iradiasi, gas
buang dilewatkan ke dalam sistem pengumpul produk samping (by-product collection
system) berupa dry ESP yang berfungsi menangkap produk samping dengan emisi
partikulat kurang dari 30 mg/Nm.1. Pada umumnya produk samping tersebut terdiri
dari ammonium suifat 88%. ammonium nitrat 10 dan abu-Iayang 2%.
Proses Pengolahan Menjadi Pupuk
ZA
Selain menghasilkan gas bersih yang
aman untuk dilepas kelingkungan, teknik EBFGT juga mengahasilkan produk samping
yang bermanfaat. Produk samping yang dihasilkan dari proses EBFGT merupakan
produk kering berupa abu yang kemudian dikumpulkan menggunakan dry ESP(Electrostatic Precipitator). Prinsip
kerja ESP yaitu dengan melewatkan gas buang melalui suatu medan listrik yang
terbentuk antara discharge electrode dengan
collector plate, gas buang yang
mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati
medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi menjadi negatif (-).
Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada pelat-pelat
pengumpul collector plate( Sepfitrah
dan Yose Rizal, 2015).
Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali
secara periodik dari collector plate melalui
suatu getaran. Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung, dan dipindahkan
(transport) ke ash silo dengan cara dihembuskan (vacuum). Penggunaan dry ESP
ditujukan untuk menangkap gas buang yang telah diiradiasi dan berikatan dengan
amonia. Didalam dry ESP tersebut produk samping dikumpulkan pada bak
penampungan produk samping untuk diproses lebih lanjut. Dari proses ini
dihasilkan produk samping yang terdiri dari ammonium suifat 88%. ammonium
nitrat 10 % dan abu-Iayang 2% yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
pertanian(Anwar,E.,1992).
Selanjutnya dilakukan penambahan
kadar nitrogen dan penyetabilan kandungan sulfat serta kadar air agar pupuk
yang dihasilkan dapat bermanfaat secara
optimal bagi tanaman. Kemudian dilakukan penghilangan abu layang mengunakan wet cyclone agar debu atau abu layang
dari proses sebelumnya dapat terhisap. Setelah pupuk memenuhi standar,
selanjutnya dapat dilakukan proses bagging atau pengepakan dan produk siap
untuk didistribusikan
Efektivitas Reduksi Gas Buang SO2 dan
NOx
Menurut Sudjatmoko (2008), Jumlah SO2 dan NOxdalam gas buang yang
dapat direduksi (removal efficiency) setelah proses iradiasi berkas elektron dipengaruhi oleh beberapa
parameter yang berbeda, antara lain adalah suhu dan kelembaban gas buang, dosis
terserap, konsentrasi awal NOx, energi dan daya berkas elektron. Anwar(1992)
melaporkan bahwa pada simulasi pengolahan gas buang SO2 dan NOx hasil
pembakaran batu bara didapatkan hasil penurunan yang cukup tinggi untuk
dosis sebesar 1-1,6 Mrad. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
Hasil
yang diperoleh memperlihatkan bahwa
konsentrasi SO2 dan NOx
dalam gas buang sisa pembakaran batubara berkurang sesuai
dengan penambahan dosis iradiasi. Iradiasi gas buang mencapai optimal pada
dosis 1,3-1,6 Mrad dengan pengurangan konsentrasi SO2
dan NOx masing-masing di atas 95% dan
80%. Percobaan ini juga menunjukkan bahwa SO2sudah mulai berkurang saat iradiasi dimulai (Anwar,E.,1992). Metode
EBFGT terbukti sangat efektif untuk mereduksi kandungan SO2 dan NOx dalam gas buang tanpa
mengahasilkan limbah baru, bahkan dari penerapan metode ini diperoleh produk
samping yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
PENUTUP
Kesimpulan
dan Saran
Teknologi EBFGT (Electron Beam Flue Gas Treatment) mampu mengurangi konsentrasi SO2 dan NOx dalam gas buang
sampai lebih dari 90%. Produk Samping dari proses pengolahan gas buang ini
dapat digunakan sebagai pupuk pertanian karena mengandung ammonium sulfat dan
ammonium nitrat yang baik bagi tanaman. Pengolahan gas buang industri
menggunakan EBFGT mampu mengatasi permasalahan emisi gas buang SO2 dan NOx sekaligus memberikan
keuntungan berupa pupuk pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif
pasokan pupuk bagi petani.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
untuk menerapkan teknologi pengolahan gas buang industri menggunakan EBFGT
sebelum diimplementasikan dalam sekala besar. Dibutuhkan pula dukungan dari
berbagai pihak khususnya pemerintah maupun kalangan industri untuk berinvestasi
dalam penerapan teknologi ini mengingat biaya yang dibutuhkan cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, E dan Sullartin, M.1999. Pengolahan S02 dan NOx dalam Gas Buang
Industri dengan Menggunakan Iradiasi Berkas Ellkeron. Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
Anwar, E., Tokunaga,O., Hirota ,K., And
Namba,H. 1992. Chemical Reactioning
Electron Beam Processing of Flue Gas, Scientist Exchange Program. Takasaki
Chmielewski, A.G.,Iller, E., Tyminski, B.,
Zimek, Z., 1996. Industrial
Implementation of Electron Beam Flue Gas Treatment Process. Third
International Symposium and Exhibition on Environmental Contamination in
Central and Eastern Europe. Warsaw
Markovic, V. 1987. Electron Beam Processing of Combustion Flue Gases. lAEA Bulletin,
Vol. 29 No.2, 25, Vienna
Namba, H., et al. 1995. Pilot-scale Test for Electron Beam Purification of Flue Gas from Coal
Combustion Boiler. Radiation Physics Chemistry, Vol. 46, No. 4-6, pp.
1103-1106.
Purna, I., Hamidi, Prima. 2009. Permasalahan Pupuk dan Langkah-langkah
Penanganannya.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task= view&id=3369. diakses pada 11 Maret 2017.
Radoiu, M.T., Martin, D.I., Calinescu, I.
2003. Emission control of SO2 and NOx by
Irradiation Methods.Journal of Hazardous Materials,Vol. B97,pp.145-158
Sepfitrah dan Yose Rizal. 2015. Analisis Electrostatic Precipitator (ESP)
untuk Penurunan Emisi Gas Buang Pada Recovery Boiler. JURNAL APTEK Vol. 7
No. 1 Januari 2015. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir
Pengaraian.
Sudjatmoko.2006.Aplikasi Mesin
Berkas Elektron untuk Pengolahan Gas Buang.
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. BATAN.
Sudjatmoko.2008. Analisis Aspek Teknis Dan Ekonomis Pengolahan Gas Buang Dengan Berkas
Elektron. GANENDRA, Vol. 11, No. 2 (69-79).
BalasHapusthanks infonya kak
aplikasi alfacart