Blue Angel Wing Heart Klasifikasi White Water pada Industri Pengolahan Kertas ~ Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB

aac

Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB | IMPAS-ITSB | Integrity - Attitude - Ability

Klasifikasi White Water pada Industri Pengolahan Kertas

Industri pulp dan kertas merupakan industri pengguna air ketiga terbesar karena industri pulp dan kertas dapat menggunakan hingga 25.000 galon fresh water untuk menghasilkan satu ton kertas. Selain merupakan pengguna air terbesar, industri pulp dan kertas juga menghasilkan limbah cair dalam jumlah yang besar. Jumlah dan muatan limbah yang dihasilkan tergantung pada teknologi produksi, kemurnian bahan baku, penggunaan bahan aditif dan efisiensi pengolahan air. Untuk mengurangi biaya tanpa mengurangi produksi dan kualitas, proses daur ulang (recycling) drainase dari pembuatan kertas (white water)menjadi sangat penting bagi pabrik.  Hasil dari proses recycle white water  ini dapat digunakan kembali oleh pabrik karena white water ini masih mengandung serat (fiber). Penggunaan kembali white water  ini juga merupakan sebuah program dari Environmental Protection Agency (EPA) yang sudah dilakukan di beberapa negara untuk memperbaiki dan melindungi dari pencemaran lingkungan.

Proses Pembuatan Kertas

Pada umumnya proses pembuatan kertas dibagi dalam dua tahap, yakni pembuatan pulp dan pembuatan kertas. Pada tahapan pembuatan pulp, bahan baku selulosa diproses menjadi serat bebas. Pembuatan kertas adalah proses berkesinambungan, yang terdiri dari pembentukan bubur kertas ke pembentukan lembaran, kemudian ditekan, dikeringkan dan dipipihkan.

Kegiatan produksi dimulai dari tahap stock preparation. Pulp yang diperoleh dicuci untuk menghilangkan cairan hitam yang merupakan sisa zat kimia dan limbah. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan.

Pulp kemudian masuk pada tahapan pemurnian (refining). Pada tahap refining, pulp melewati slot dalam piringan yang berputar (woven mesh brass) untuk memisahkan gumpalan selulosa menjadi serat. Selanjutnya pulp masuk pada tahap pemucatan (bleaching). Bleaching dilakukan dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Pulp yang telah jadi kemudian masuk ke stuff box.

Pada stuff box aliran bubur pulp diatur agar konstan untuk melaju ke tahap berikutnya. Bubur pulp masuk ke head box. Head box adalah alat terakhir yang berfungsi memproses pulp sebelum dibentuk lembaran yang mengandung lebih dari 99% air. Selain itu, alat ini juga berfungsi sebagai penyalur pulp ke wire part. Tebal tipis lembaran yang dihasilkan dipengaruhi oleh slice yang berada di head box. Head box memiliki penyemprot air (shower) yang berfungsi untuk menghilangkan buih pada head box. Di dalam head box, biasanya konsistensi pulp sudah berkisar antara 0.5-0.9% sesuai dengan jenis produksi yang diinginkan.

Pulp yang sudah stabil konsistensinya akan masuk pada tahap pembentukan lembaran/wire part. Wire merupakan anyaman kawat kasa yang memiliki mesh tertentu yang dapat bergoyang ke kiri dan kanan. Wire disangga dengan table roll dan terbentang di atasforming board, suction box, hidro foil dan suction couch roll. Table roll berfungsi untuk meratakan permukaan lembaran serta mempercepat turunnya air dari lembaran pulp. Air yang jatuh melalui wire part akan masuk ke dalam tray drainase. Suction box berfungsi sebagai penghisap air dari lembaran. Pada ujung lembaran kasa wire terdapat breast rollyang berfungsi sama dengan table roll. Besar kecilnya gramatur kertas yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh kecepatan bergeraknya wire dan laju alir stock. Pada wire partumumnya terjadi pengurangan kadar air (kadar air 80-85%) karena pengaruh efek gravitasi dan penghisapan vacuum

Pulp berikutnya dimasukkan ke press felt part. Press felt (alat pengepres) berfungsi untuk meratakan permukaan lembaran kertas dan mengurangi kandungan air yang terdapat pada kertas sehingga diperoleh kadar air sebesar 71-74%. Proses pengepresan dilakukan secara mekanis dengan menggunakan 3 komponen pengepres. Setelah cukup kering, lembaran kertas masuk pada alat pengering (dryer part). Pengering jenis ini bentuknya berupa silinder - silinder berputar dan berisi uap panas (steam) yang satu sama lainnya dihubungkan dengan press felt, sehingga silinder-silinder tersebut berputar pada sumbunya.

Gambar 1. Proses Pembuatan Kertas

Alat pengering terdiri atas 5 section yang memiliki suhu berbeda di tiap unitnya. Tujuan adanya perbedaan suhu di tiap unit adalah agar kertas yang dihasilkan tidak terlalu kering, sehingga tidak mudah sobek saat digulung. Lembaran kertas yang telah kering berikutnya masuk pada tahapan proses calendering.

Inti dari proses calendering adalah untuk membuat kertas yang dihasilkan menjadi lebih tipis, halus dan lembut. Proses ini dilakukan pada 5 calendar stack yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu yang berfungsi untuk mengontrol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas. Lembaran kertas yang telah halus kemudian masuk pada tahap pemotongan kertas di pope reel. Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari proses pembuatan kertas. Proses pemotongan kertas dilakukan dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar dipotong pada ketebalan yang diinginkan dan kemudian dikemas.

 

 

White Water

White water adalah air proses yang mengandung sedikit serat kayu yang tersisa setelah sebagian besar serat telah dipisahkan atau disebut juga drainase dari stok pulp. Sumber tunggal terbesar untuk white water adalah mesin pembuatan kertas. Sebanyak 25-30% dari stok pulp asli diperoleh kembali sebagai white water. Tergantung di mana white water dikumpulkan dan konsentrasinya dari serat kertas. White water yang berlimpah terakumulasi dalam tray drainase, suction box, dan lubang couch roll, mengandung persentase serat kertas tertinggi. White water yang ini digunakan kembali sebagai make-up water untuk pengocok dan pengenceran stok bubur kertas sebelum memasuki headbox. White water terkumpul pada perangkat yang disebut save-all yang dapat menghilangkan serat dan filler. Recycle white water ini digunakan untuk aplikasi seperti semprotan wire part, semprotan felt, dan seal water untuk pompa vakum. Recycle white water selalu dicampur dengan fresh water karena penggunaan kembali white water yang tidak diencerkan dapat menyebabkan masalah, termasuk penumpukan padatan tersuspensi (penyumbatan pada felt), akumulasi padatan terlarut (lendir, busa dan kerak), dan peningkatan retensi energi panas (suhu ).

 

Klasifikasi White Water System

Gambar 2. Diagam Alir White Water System

Ø   White water hasil drainase akan dikumpulkan dalam satu tempat penampungan yaitu Machine seal pit. Dalam Machine seal pit ini white water dialirkan ke berbagai unit seperti White water pit, silo, screening, rejact pit dilution.

Ø   White water pit adalah tempat menampung white water yang berasal dari Dry Broke thickner, Wet Broke thickner, dan M/C seal pit. White water ini digunakan untuk dilution stok saat di pump tower.

Ø   Pump tower adalah tempat aliran stok refiner chest dan ditambahkan white water, hal ini dilakukan agar fiber yang talah direfining dengan mudah mengikat fine. Untuk mengoptimalkan recovery fiber dari white water stok pada pump tower dialirkan menuju saveall.

Ø   Pada Saveall, stok akan mengalami pemisahan antara fiber dengan white water. Fiber akan diteruskan menuju recovery stok chest sedangkan white water dialirkan menuju clear pit dan cloudy pit. Pemisahan serat terhadap white water menggunakan screen jenis polidis filter, dimana white water yang terkandung akan lolos pada screen sedangkan fiber akan menempel di screen.

Ø   Clear pit adalah tempat menampung white water hasil dari saveall. Dari clear pit akan dialirkan menuju head tank jika terlalu penuh akan di overflow menuju cloudy pit. Fine yang terkandung dalam white water clear pit ini sejumlah 35-65 ppm.

Ø   Head tank berfungsi untuk mengatur aliran white water menuju white water filter. White water filter adalah tempat menisahkan fine, sehingga kandungan fine pada white water menjadi lebih sedikit . Hasil white water filter akan dialirkan menuju super clear pit, sedangakan reject dialirkan menuju cloudy pit.

Ø   Super clear pit adalah tempat menampung white water bersih, biasanya digunakan untuk keperluan shower seperti forming trim shower dan wire roll shower sedangkan Cloudy pit adalah tempat menampung white water yang masih mengandung fine di dalamnya. Sebagian besar dialirkan menuju white water tank, dan ada juga yang dialirkan menuju rejact chest dan rejact screen. Kandungan fine dalam cloudy pit sebanyak 180-280 ppm.

Ø   White water tank adalah tempat menampung white water dengan kapasitas lebih besar dari cloudy pit. White water ini digunakan untuk ; Head tank pulper, Wet broke dan Dry broke storage outlite dilution, Winder trim pulper, calender pit, dan size press pit dilution, Press pit dan Couch pit dilution Saveall, Dry broke dan Wet broke.

Dalam sistem white water  yang telah dipaparkan merupakan contoh dari salah satu pengolahan white water di industri pengolahan kertas, sehingga apabila ada beberapa treatment yang berbeda hal tersebut merupakan kebijakan dari setiap industri masing-masing. Semoga informasi yang kami sampaikan dapat menambah wawasan pembaca jika ada pertanyaan, kritik dan saran silahakan tulis di kolom komentar, Terimakasih.

 

Referensi:


Haryono, A.T. 2016. ANALISIS PENERAPAN PRODUKSI BERSIH INDUSTRI KERTAS.INSTITUT PERTANIAN BOGOR:Bogor.

Pecora, W.T. Water Requirements of Selected Industries. GEOLOGICAL SURVEY WATER-SUPPLY PAPER 1330-A


https://www.pulpermachinery.com/faq/air-flotation-white-water-recycling-in-papermaking-process/


http://www.saka.co.id/news-detail/ph-white-water-dalam-industri-pulp-dan-kertas



0 comments:

Posting Komentar