Blue Angel Wing Heart PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PULP ~ Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB

aac

Ikatan Mahasiswa Pulp dan Kertas ITSB | IMPAS-ITSB | Integrity - Attitude - Ability

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PULP

 

PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI PULP

            Semua kegiatan industri mempunai potensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkunganya. Seperti halnya pabrik pulp yang dalam proses produksinya menghasilkan limbah cair, padat maupun gas. Apabila limbah tersebut tidak diolah terlebih dahulu akan mengakibatkan pencemaran sehingga menurunkan kualitas sungai dan merugikan ekosistem yang ada disekitarnya Unit pengolahan limbah di pembuatan pulp ini mempunyai tujuan untuk :

1. Mengurangi kadar polutan dalam air limbah tidak

2. menimbulkan pencemaran.

3. Mengurangi pencemaran udara yang ditimbulkan oleh gas buang.

4. Melindungi ekosistem air dari dampak kekurangan oksigen akibat tertutupnya permukaan air oleh limbah.

5. Menghindari timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan.

6. Mencegah timbulnya bau yang tidak enak.

Sistem pengolahan limbah dipabrik pulp ini meliputi perlakuan fisik, kimia dan biologi yang terdiri atas 3 tahap yaitu :

1. Tahap Pertama (Primary Treatment)

            Pada unit ini terjadi pemisahan pencemar dengan cara penyaringan dan pengendapan biasa. Limbah dari plant-plant dialirkan ke effluent melalui penyaringan (screening) kasar yang terdiri dari 2 tingkat. Selanjutnya limbah dimasukkan kedalam pembersih pasir (great removal) dengan diberi gelembung-gelembung udara agar pasir dapat meluap keatas. Limbah yang tidak mengandung pasir tersebut dinetralisasi agar tidak terlalu asam atau basa. Selanjutnya limbah dipompa dengan effluent pumping pit untuk diendapkan dalam pimary setting tank secara gravitasi. Overflownya mengalami secondary treatment, sedangkan peralatannya dikeruk dan dialirkan ke proses dewatering untuk dijadikan limbah padat.

 

 

2. Tahap Kedua (Secondary Treatment)

            Pada tahap yang kedua limbah mengalami perlakuan biologi dimana tangki-tangki dialiri dengan lumpur yang mengandung mikroorganisme (bakteri) yang akan menguraikan zat-zat organik dalam limbah. Pada unit ini terdapat tangki aerasi dimana di atas tangki terdapat baling-baling yang berputar dan berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam tangki yang bermanfaat bagi mikroorganisme aerob. Serta diberi nutrient sebagai nutrisi mikroorganisme untuk berkembang. Setelah proses secondary treatment, limbah diendapkan dalam secondary clarifier untuk mengendapkan suspended solid yang ada. Air overflow yang keluar dari secondary clarifier langsung dibuang ke sungai karena sudah merupakan air bersih, sedangkan endapannya dialirkan ke tangki aerasi sebanyak 40% dan sisanya dijadikan satu dengan endapan dari primary settling tank untuk mengalami dewatering.

3. Dewatering

            Tahap dewatering terjadi proses limbah dari bentuk endapan dijadikan bentuk padatan. Proses ini menggunakan alat bed filter press yang terdiri dari dua buah wire dimana endapan dilewatkan diantaranya. Alat dari endapan tersebut diserap secara vakum dan filtratnya dialirkan kembali ke primary settling tank. Limbah yang keluar dari bed filter press sudah dalam bentuk padatan dan dibuang ke penimbunan akhir. Limbah ini dapat digunakan untuk kesuburan tanah karena banyak mengandung N,P,K,C yang sangat baik untuk kesuburan tanah.

Bahan kimia yang ditambahkan untuk proses pengolahan limbah yaitu :

1. Alum

            Berfungsi untuk memisahkan partkel yang terlarut sehingga terbentuk flok kecil / halus yang mudah berikatan.

2. Polimer

            Berfungsi untuk mengikat flok halus dan membentuk flok yang lebih besar sehingga mudah untuk diendapkan. Hal ini dikarenakan berat jenisnya yang lebih besar dari berat jenis air.

 

 

3. NaOH dan H2SO4

            Berfungsi sebagai penstabil pH. Larutan ini hanya ditambahkan apabila air limbah terlalu asam pada pH kurang dari 6 dan basa pada pH lebih dari 8.

4. Urea dan TSP

            Berfungsi sebagai nutrient bakteri.

Usaha-Usaha Menangani dan Memanfaatkan Limbah Dalam industri pulp umumnya menghasilkan limbah berupa :

1. Cairan black liquor yang masih banyak mengandung cairan pemasak dan sedikit padatan yang terikut. Untuk memanfaatkan kembali cairan pemasak yang terkandung didalamya maka didirikan unit recovery untuk mengolah kembali cairan black liquor yang dapat dimanfaatkan kembali berupa CH3COOH yang akan dipergunakan kembali untuk cairan pemasak di digester.

2. Setelah proses pencucian pulp di tahap bleaching juga menghasilkan limbah cair yang selanjutnya akan ditreatment di unit TPL dan dibuang ke aliran sungai terdekat.

3. Sumber – sumber limbah padat dari pabrik pulp berasal dari pemisahan pith dari serat-serat. Waste ini bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar pada boiler setelah proses lanjut, yaitu dengan pengeringan pith dan pengepresan kadar air.

Dampak yang Ditimbulkan dari Limbah

Dari sekian banyak permasalahn yang timbul, yang paling penting dan yang perlu diperhatikan adalah :

- Penyumbatan

            Penyumbatan dipipa, shower, nozzle wire dan felt biasanya terjadi akibat meningkatnya sistem daur ulang dari air bekas. Biasanya masalah ini dapat dihindari dengan menghilangkan kandungan air yang akan didaur ulang. Selanjutnya seluruh peralatan yang ada dipakai, direncanakan sesuai penggunaannya. Penggunaan felt sintetis memungkinkan untuk dapat dilakukan pembersihan secara efektif sehingga masalah mengenai penyumbatan dapat dikurangi.

 

- Kerak/Deposit

            Kerak/deposit terbentuk dari hasilkristalisasi/koagulan bahan bahan non resin. Kerak merupakan hasil gabungan dari anion karbonat dan sulfat dengan kation Ca, Mg, Fe, dan Ba. Sebagian kerak umumnya hasil dari deposit CaCO3 dan MgCO3. Salah satu cara untuk mengontrol kerak adalah lewat kontrol batas kesadahan air dalam sistem dengan cara membatasi kadar kation. Air yang mengandung senyawa besi dengan mangan dapat menolong pertumbuhan bakteri besi dan mangan sebagai kontribusi terbentuknya deposit.

- Lendir dan bau

            Kombinasi antara mikrobicide dan dispersing agent Sebagian besar lebih efektif dan ekonomis untuk mengontrol lendir dan bau.

- Korosi

            Korosi adalah kerusakan logam karena peristiwa elektrokimia atau aktivitas bakteri. Laju korosi dipengaruhi oleh interaksi kompleks dari banyaknya padatan terlarut seperti klorida dan sulfat, kesadahan, alkalinitas, keasaman, suhu, dan batas konsentrasi. Banyak faktor yang mempengaruhi korosi membuat permasalahan menjadi sulit dan kompleks untuk mengontrolnya. Sebagian besar pabrik mengatasi masalah korosi ini dengan menggunakan bahan stainless steel atau fiber glass. Dalam keadaan aerobik, korosi elektrolisa akan menjadi mudah terjadi, begitupula sebaliknya. Kontrol terhadap bakteri dapat dilakukan dengan pemakaian microciocide secara efektif.

 

Daftar Pustaka.

Ali M, Suciningtias. 2005. Minimisasi Limbah pada Industri Pulp dan Kertas. Proceding Seminar

Nasional Kimia Lingkungan VII

TA_Program Studi DIII_Teknik Kimia_Institut Teknologi Sepuluh Nopember_Pabrik Pulp dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Proses Acetocell

0 comments:

Posting Komentar