METODE SODA PULPING
Pada awalnya ilmuwan bernama Matthias Koops pada tahun 1801 menemukan
sebuah metode dalam membuat pulp yang melibatkan pencucian potongan kayu
menggunakan limewater. Hal tersebut mendorong banyak ilmuwan untuk menemukan
cara terbaik dalam membuat pulp, salah satunya C. Watt yang berhasil menemukan
soda pulping
Soda pulping atau proses soda, Proses ini dikenalkan oleh C. Watt dan H.
Burges pada tahun 1850. pada proses ini sistem pemasakan menggunakan senyawa
alkali yaitu natrium hidroksida (NaOH) sebagai larutan pemasak di kolom
bertekanan, dengan perbandingan 4 : 1 dari jumlah kayu yang digunakan. Kemudian
larutan pemasak bekas dipekatkan dengan proses penguapan (evaporasi) (Audina,
2015).
Proses soda pulping mendorong terciptanya proses kraft, dimana proses
kraft menggunakan kombinasi sodium hidroksida dan sodium sulfida. Proses kraft
sekarang mendominasi industri pulping. Namun, 10% pembuatan pulp diseluruh
dunia tidak menggunakan bahan dasar kayu, hal tersebut dikarenakan recovery
bahan kimia yang murah dan teknologi pengolahan limbah yang efektif. Soda
pulping menjadi alternatif untuk proses pembuatan pulp untuk bahan dasar
non-kayu.
· Proses
Soda Pulping
Proses
Milling and Screening
Bahan non-kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil kemudian dicuci untuk
menghilangkan debu, pasir, batu, dan partikel pengotor lainnya.
Proses
Cooking
Potongan non-kayu tersebut dimasak didalam reactor batch bertekanan
dengan suhu 140-170ºC menggunakan 13-16% larutan pemasak yaitu NaOH, rasio bahan
dan perlarut yang biasa digunakan adalah 4 :1 atau 5 : 1 dalam kurun waktu 2-3
jam. Selama itu lignin dilarutkan oleh deprotonasi subunit lignin fenolik.
Subunit ini diturunkan oleh pembelahan ikatan ligninkarbohidrat dan
depolimerisasi lignin oleh pembelahan ikatan α- dan β-aril eter (Espinosa et
al., 2016).
Dalam prosesnya, lignin yang telah terpisah dari selulosa tersuspensi
dalam fase cair yang disebut sebagai black liquor, sementara itu selulosa
mengendap didalam black liquor yang disebut dengan pulp. Pulp kemudian
dilanjutkan ke proses pembuatan kertas, sedangkan black liquor yang mengandung
lignin dan NaOH ditampung didalam tangka penampun dan kemudian akan diproses
untuk penggunaan kembali NaOH.
Penambahan
zat aditif kedalam digester seperti hydrosulfida dan antharquinon (AQ) untuk
memudahkan lignin mudah larut. Selain itu AQ dapat mencegah degradasi
karbohidrat dan menjaga kestabilan viskositas black liquor (Gullichsen dan
Fogelholm, 2000).
gambar 1. Siklus oksidasi dan reduksi antharaquinon (Gullichsen dan Fogelholm, 2000)
Antharquinon
bereaksi dengan mengurangi gugus akhir karbohidrat, menstabilkan terhadap
pengelupasan basa dan menghasilkan antharaquinon tereduksi (AHQ) yang larut
dalam alkali. AHQ mengurangi lignin, yang mana menjadi reaktif. AQ terbentuk
kembali dan bereaksi dengan
karbohidrat.
Proses Washing
Setelah Proses Cooking tentunya pulp yang dihasilkan belum sepenuhnya
bersih dari lignin yang terlarut tadi, sehingga dilakukan Washing menggunakan
washer diffuser atau press wash, setiap industri memiliki tipe washer yang
berbeda.
Proses Bleaching
Tujuan dari proses bleaching adalah untuk meningkatkan brightness
(kecerahan) pulp, meningkatkan kebersihan pulp, serta mengeluarkan kotoran.
Prinsip dari Bleaching ini adalah mngeluarkan sisa lignin untuk mendapatkan
kecerahan pulp yang tinggi. Bleaching memiliki beberapa urutan proses
(sequences) yang berbeda tergantung dari kecerahan yang diinginkan. Selain itu
juga tiap tahap menggunakan chemicals yang berbeda. Berikut beberapa chemicals
yang dapat dipakai:
•
Chlorine gas (C) – Chlorination;
•
NaOH (E) – Ekstraksi;
•
ClO2 (D) – Chlorine dioxida;
•
NaClO / Ca(ClO)2 (H) – Hypo chloride;
•
O2 (O) – Oksigen;
•
H2O2 (P) – Peroxide;
• O3
(Z) – Ozone;
EDTA
(Q) – Chelating agent;
•
Enzyme (X).
Proses
Recovery Soda
Setelah proses pemasakan menggunakan soda pulping, black liquor yang
telah dipisahkan dari pulp masih mengandung lignin dan soda kaustik. Untuk
melakukan daur ulang NaOH harus melalui beberapa tahap seperti evaporation,
combustion, dan causticisation.
Evaporator digunakan untuk meningkatkan konsentrasi black liquor dari 10%
menjadi 65% solid. Lignin didalam black liquor yang kental kemudian masuk ke
tahap combustion untuk nilai energinya dan menghasilkan sodium oxide flyash.
Soda kemudian direcover di tahap causticisation dengan cara melarutkan sodium
oxide flyash didalam air dan mereaksikannya dengan calcium carbonate. Calcium
oxide merupakan waste product dari tahap causticisation.
Proses
Desilication
Proses
soda digunakan untuk membuat pulp dari bahan non-kayu seperti ampas bambu,
Jerami, tangkai bambu, dll. Namun, bahan bahan nonkayu memiliki kandungan ion
silika yang banyak, hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan ketika melakukan
recovery garam (sodium
carbonate) dan energi dari black liquor
(Doherty et al., 2006).
Permasalahannya diantara lain :
1. Menimbulkan
viskositas yang tinggi, yang mana dapat mengganggu proses evaporation dan
combustion
2. Menimbulkan
kesulitan dalam mengubah sodium carbonate menjadi sodium hydroxide pada tahap
causticisation
3. Penumpukan
kerak pada evaporator
Maka dari itu diperlukan proses desilication untuk menghilangkan silika
pada black liquor. Terdapat beberapa proses yang telah ditemukan seperti yang
telah dilakukan oleh Myreen (1998) dalam percobaannya carbon dioxide pada flue
gas digunakan untuk mengurangi pH black liquor. Dengan turunnya pH maka silika
akan mengalamai pengendapan.
Myreen (2001) menemukan proses dimana proses tersebut mampu melakukan
recovery alkali dan energi black liquor walaupun terdapat silika didalamnya.
Proses tersebut membutuhkan beberapa tahapan, diantaranya:
1. Black
liquor dijenuhkan dengan carbon dioxide murni untuk mengendapkan silika.
2. Endapan
silika dipisahkan dari black liquor, kemudian dibakar sehingga menghasilkan
energi dan memulihkan lelehan sodium carbonate
3. Tahap
combustion harus dilakukan menggunakan oksigen murni
Tutus dan Eroglu
(2003) menjelaskan bagaimana penambahan 13% oksida logam (seperti CaO, MgO,
atau Al2O3) kedalam digester sehingga menghasilkan
endapan silika pada black liquor. Sebanyak 96.5% endapan silika ditemukan pada
black liquor ketika digester ditambahkan Al2O3.
Kelebihan dan Kekurangan Soda Pulping
Proses soda pulping memiliki kelebihan dibandingkan proses pembuatan pulp
yang lainnya seperti limbah yang lebih ramah lingkungan, alkali yang mudah
untuk dilakukan recovery, menghasilkan rendemen yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan proses kimia lainnya, merupakan proses yang paling ekonomis
untuk mengolah pulp yang berasal dari bahan dasar non-kayu, dan lain sebagainya
.
Sumber:
Pulp & Paper 1989
Soda pulping juga memiliki kekurangan jika dibandingan proses pembuatan pulp lainnya seperti kualitas kertas yang kurang jika dibandingkan dengan proses pembuatan pulp lainnya, tidak semua kertas dapat menggunakan pulp hasil soda pulping
Tabel 2. Kondisi Pulping
Sumber :
https://www.scribd.com/document/637977092/Makalah-Teknologi-Pulp-Paper-Soda-Pulping#
0 comments:
Posting Komentar